
Murray
Bowen (1978) adalah salah satu pengembang intervensi keluarga. Teori intervensi
keluarga, yang merupakan model teoretis dan klinis yang berevolusi dari
prinsip-prinsip dan praktik psikoanalitik, kadang-kadang disebut sebagai terapi
keluarga “multigenerasi”. Bowen dan rekan-rekannya yang berkonsentrasi pada
bidang intervensi keluarga menerapkan pendekatan inovatif untuk skizofrenia di
Institut Nasional Kesehatan Mental di mana Bowen benar-benar merawat seluruh
keluarga di rumah sakit agar intervensi sistem keluarga bisa menjadi fokus. Pengamatan
terhadap subyek dalam praktek intervensinya, Bowen menumbuhkan minat pada pola-pola
multi-generasi. Dia berpendapat bahwa masalah yang dimanifestasikan
dalam keluarga tidak akanberubah secara signifikan sampai pola hubungan dalam
keluarga seseorang telah dapat dipahami secara langsung.
Pendekatannya dalam intervensi
dilaksanakan pada premis bahwa pola hubungan interpersonaldapat menghubungkan
fungsi anggota keluarga seluruh generasi. Menurut Kerr dan Bowen (1988),
penyebab masalah individu dapat dipahami secara baik dengan melihat peran
keluarga sebagai unit emosional. Dalam unit keluarga, fusi emosional keluarga
seseorang dapat diatasi jika ada satu keinginan untuk mencapai kepribadian yang
matang dan unik. Masalah emosional akan ditransmisikan dari generasi ke
generasi sampai pengalaman emosional ditangani dengan efektif. Perubahan harus
terjadi dengan anggota keluarga yang lain dan tidak dapat dilakukan oleh
individu di ruang intervensi.
Pendekatan Murray Bowen terkenal
dengan teori sistem keluarga. Pendekatan ini dianggap sebagai sesuatu yang
menjembatani pendangan-pandangan yang berorientasi psikodinamik dengan pandangan-pandangan
yang lebih menekankan pada sistem. Bowen mengkonseptualisasikan keluarga sebagai
sistem hubungan emosional. Salah satu konsep kunci Bowen adalah
“triangulasi”, proses di mana tiga serangkai menghasilkanpengalaman
dua-melawan-satu (two-against-one experience). Bowen berasumsi bahwa
triangulasi dengan mudah bisa terjadi antara anggota keluarga dan terapis,
itulah sebabnya mengapa Bowen menempatkan begitu banyak menekankan pada
“trainees”-nya menyadari masalah-masalah keluarga mereka sendiri dari mana ia
berasal (Kerr & Bowen, 1988).
Landasan dasar teori Bowen adalah
konsep diferensial diri. Konsep ini berkembang di manaanggota keluarga dapat
memisahkan fungsi intelektualnya dengan emosionalnya. Mereka menghindari fusi
dan sewaktu-waktu emosi mendominasi keluarga. Dalam keadaan tegang, hubungan
dua anggota keluarga mempunyai kecenderungan untuk mencari anggota yang ketiga (melakukan
triangulasi) untuk menurunkan intensitas
ketegangan dan menurunkan kembali kestabilan. Sistem emosional keluarga inti,
biasanya dibentuk oleh pasangan-pasangan perkawinan yang mempunyai kemiripan
tingkat diferensiasi. Jika sistem tidak stabil, para pasangan mencari cara
untuk mengurangi ketegangan dan memelihara keseimbangan. Posisi saudara kandung
orang tua dalam keluarga asal mereka memberikan tanda terhadap anak yang
dipilih sebagai proses projeksi keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar